Jumat, 27 Maret 2015

PEMANFAATAN KULIT DURIAN ( Durio Zibethinus Murr) SEBAGAI PESTISIDA



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG

Durian - Salah satu buah yang sangat digemari oleh banyak orang, selain karena rasanya yang sangat lezat dan aromanya yang harum, ternyata buah durian merupakan salah satu makanan sehat karena memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.
Kata orang, durian berbahaya karena dapat menyebabkan peningkatan kolesterol dalam darah. Namun, beruntunglah mereka yang menggemari dan tidak berpantang makan King of Fruits itu. Sebab durian sangatlah bergizi. Buah itu mengandung vitamin B, C, E dan zat besi.Pada musim raya durian, buah ini dapat dihasilkan dengan berlimpah, terutama di sentra-sentra produksinya di daerah. Secara tradisional, daging buah yang berlebih-lebihan ini biasa diawetkan dengan memasaknya bersama gula menjadi dodol durian (biasa disebut lempok), atau memfermentasikannya menjadi tempoyak. Selanjutnya, tempoyak yang rasanya masam ini biasa menjadi bahan masakan seperti sambal tempoyak, atau untuk campuran memasak ikan.Durian pun kerap diolah menjadi campuran bahan kue-kue tradisional, seperti gelamai atau jenang. Terkadang, durian dicampurkan dalam hidangan nasi pulut (ketan) bersama dengan santan. Dalam dunia masa kini, durian (atau aromanya) biasa dicampurkan dalam permen, es krim, susu, dan berbagai jenis minuman penyegar lainnya.Bijinya bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar,[4] atau dicampurkan dalam kolak durian. Biji durian yang mentah beracun dan tak dapat dimakan karena mengandung asam lemak siklopropena (cyclopropene).[10] Biji durian mengandung sekitar 27% amilosa.[11] Kuncup daun (pucuk), mahkota bunga, dan buah yang muda dapat dimasak sebagai sayuran.Beberapa bagian tumbuhan kadang-kadang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Akarnya dimanfaatkan sebagai obat demam. Daunnya, dicampur dengan jeringau (Acorus calamus), digunakan untuk menyembuhkan cantengan (infeksi pada kuku). Kulit buahnya untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar (sembelit). Kulit buah ini pun biasa dibakar dan abunya digunakan dalam ramuan untuk melancarkan haid dan menggugurkan kandungan. Abu dan air rendaman abu ini juga digunakan sebagai campuran pewarna tradisional.[13]

Tidak hanya pada daging buahnya saja, tetapi juga pada kulit dan daunnya. Namun tidak banyak orang mengetahuinya, bahkan kadangkala mereka menganggap durian adalah buah yang dapat menyebabkan penyakit. Pendapat mereka itu tidak sepenuhnya salah, karena makan buah durian dapat meningkatkan tekanan darah. Selain itu kadar kolesterol dalam durian juga cukup tinggi. Tetapi durian merupakan makanan sehat yang baik untuk tubuh jika dimakan tanpa berlebihan. Di dalam daging buah durian mengandung banyak sekali zat gizi, di antaranya adalah karbohidrat, lemak, protein, serat, kalsium (Ca), fosfor (P), asam folat, magnesium (Mg), potasium/kalium (K), zat besi (Fe), zinc, mangaan (Mn), tembaga (Cu), karoten, vitamin C, thiamin, niacin, dan riboflavin. Durian juga mengandung gula yang cukup banyak serta sifatnya panas sehingga penderita diabetes dan ibu hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi durian.

Pemanfaatan kulit durian di masyarakat masih sangat minim, hal ini dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan tentang kandungan yang terdapat pada kulit durian. Oleh karena itu penulis memilih kulit durian sebagai bahan dasar pembuatan pestisida yang di gabungkan dengan bawang putih, garam, dan kulit durian,.
 1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, ada berbagai permasalahan yang akan di bahas lebih lanjut terkait dengan pembuatan pestisida berbahan dasar kulit durian antara lain :
1.      Bagaimana proses pengestrakan kulit durian sebagai pestisida ramah lingkungan ?
2.      Bagaimana proses perpaduan kulit durian, bawang putih, garam, air sebagai pestisida ramah lingkungan ?
3.      Bagaimana proses fermentasi senyawa organic kulit durian, bawang putih dan garam sebagai pestisida ramah lingkungan ?
4.      Apa kelebihan dan kelemahan memanfaatkan senyawa organik alami sebagai pestisida?

1.3. Tujuan penelitian
1.      Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif pengolahan limbah kulit durian menjadi pestisida yang bernilai ekonomis dan ramah lingkungan.
2.      Menganalisa bagaimana pengolah pestisida kulit durian dengan campuran bawang putih, garam, air dengan proses fermentasi.
3.      Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan memanfaatkan pestisida alami dari limbah kulit durian.

1.4. Manfaat penelitian
1.      Bagi masyarakat, penelitian ini dapat digunakan sebagai cara efektif dalam pemanfaatan limnbah kulit durian sebagai pestisida yang bernilai ekonomos dengan teknologi tepat guna secara sederhana.
2.      Bagi peneliti penelitian ini dapat dijadikan kajian awal untuk malakukan penelitian lanjutan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Klasifikasi durian
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimT_6VmPyHN_U0ED-U3YcI1Fon0wXWcZCXvgMkjnxcoPnJPG68zcwkAq_X9kQE9eoaou0w1FvhwWveW6Ci54b4J7zGjKq2lzuYl2TvFGd5W1Y83QZVxG3JsGaTQtB6C_fsZRNSfxw8xBp4/s1600/10+Khasiat+Durian+Bagi+Kesehatan.jpg
Kingdom      :    Plante ( Tumbuhan )
   Divisi         :    Magnoliphyta ( Tumbuhan Berbunga )
                     Kelas      :           Magnoliopsida ( Berkeping Dua/Dikotil )
   Ordo          :    Malvales
   Famili         :    Bomba Ceae
   Genus         :    Durio
   Spesies       :    Durio Zubethinus Murs

2.2.1 Deskripsi durian
Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan populernya adalah "raja dari segala buah" (King of Fruit). Durian adalah buah yang controversial dengan dagingnya berwarna putih kuning atau putih kekuning-kuningan, dan berbau tajam. Klasifikasi ilmiah durian sebagai berikut :
Pohon durian mampu berusia tahunan, tumbuh tinggi hingga mencapai ketinggian 25 – 50 m tergantung spesiesnya. Pohon durian ini terdiri dari akar yang memiliki banir (akar papan), batang dan ranting.
Kulit batang  pohon durian berwarna coklat kemerahan, mengelupas tidak beraturan dan bagian dalam buah mempunyai beberapa rongga dengan setiap rongga berisi biji yang dibungkus oleh daging buah. Buah Durian (Durio Zibethinus Murr ) Selain rasa yang lezat dan aroma yang harum, ternyata buah durian memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Tidak hanya pada daging buahnya, tetapi juga pada kulit dan daunnya. ( Tim Bina Karya Tani, 2008 )

Daun tumbuhan ini berbentuk jorong hingga lanset, terletak berseling, bertangkai,  berpangkal lancip atau tumpul dan berujung lancip melandai,sisi atas  berwarna hijau terang, sedangkan sisi bawah daunnya tertutup sisik-sisik  berwarna perak atau keemasan dengan bulu-bulu bintang. Pengguguran daun durian tidak tergantung musim tetapi pada saat masa berbuah selesai, terjadi  pengguguran untuk menumbuhkan daun-daun baru (periode flushing atau  peronaan).

Durian merupakan makanan sehat yang baik untuk tubuh jika dimakan tanpa berlebihan. Di dalam daging buah durian mengandung banyak sekali zat gizi, di antaranya adalah karbohidrat, lemak, protein, serat, kalsium (Ca), fosfor (P), asam folat, magnesium (Mg), potasium/kalium (K), zat besi (Fe), zinc, mangaan (Mn), tembaga (Cu), karoten, vitamin C, thiamin, niacin, dan riboflavin. Fosfor dan zat besi yang terdapat dalam durian ternyata 10 kali lebih banyak daripada buah pisang.

Kandungan gizi tiap 100 gram buah durian adalah 67 gram air, 2,5 gram lemak, 28,3 gram karbohidrat, 1,4 gram serat, 2,5 gram protein, dan menghasilkan energi sebesar kurang lebih 520 kJ.

Durian sangat beraneka ragam. Sebagaimana disebut di muka, beberapa spesies selain durian benar (D. zibethinus) juga dianggap sebagai durian. Di Indonesia tercatat ada 20 spesies anggota Durio (dari hampir 30-an jenis), sembilan di antaranya dapat dimakan.[3][7] Durian yang benar pun memiliki banyak variasi. Lembaga penelitian di Indonesia, Malaysia, dan Thailandtelah merilis berbagai kultivar durian unggul. Selain itu terdapat pula ras-ras lokal yang dikenal baik namun belum mengalami tahap seleksi untuk meningkatkan kualitasnya
 2.1.2 Kandungan durian
     Kulit durian secara proporsional mengandung unsur selulose yang tinggi (50-60 %) dan kandungan lignin       (5 persen) serta kandungan pati yang rendah (5 persen) sehingga dapat diindikasikan bahan tersebut bisa digunakan sebagai campuran bahan baku papan olahan serta produk lainnya yang dimampatkan. Nilai keteguhan lengkung (Modulus of Elastisity) produk papan partikel dari limbah kulit durian yang menggunakan perekat mineral (semen) adalah sebesar 360 kg/cm2 dengan nilai keteguhan patah            (Modulus of Rupture) sebesar 543 kg/cm2.

2.2 Klasifikasi bawang putih

Klasifikasi ilmiah bawang putih sebagai berikut :c
Kingdom        :    Plante
Kelas               :    Liliopsida
Ordo               :    Liliales
Famili              :    Liliaceae ( Suku Bawang-bawangan )
Genus             :    Allium
Spesies            :    Allium Sativum
2.2.1 Deskripsi bawang putih
Bawang putih (Allium sativum) adalah herba semusim berumpun yang mempunyai ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak ditanam di ladang-ladang di daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari. Batangnya batang semu dan berwarna hijau. Bagian bawahnya bersiung-siung, bergabung menjadi umbi besar berwarna putih. Tiap siung terbungkus kulit tipis dan kalau diiris baunya sangat tajam. Daunnya berbentuk pita (pipih memanjang), tepi rata, ujung runcing, beralur, panjang 60 cm dan lebar 1,5 cm. Berakar serabut. Bunganya berwarna putih, bertangkai panjang dan bentuknya payung.

2.2.2 Kandungan bawang putih
Bawang putih mengandung minyak atsiri, yang bersifat anti bakteri dan antiseptik. Kandungan allicin dan aliin berkaitan dengan daya anti kolesterol untuk mencegah Jantung koroner, tekanan darah tinggi dan lain-lain. Selain itu juga, umbi bawang putih mengadung beberapa zat diantaranya kalsium, Saltivine, Diallysulfide, alilpropil-disulfida, Belerang, Protein, Lemak, Fosfor, Besi, Vitamin A, B1 dan C.

Bawang Putih juga mengandung energi sebesar 95 kilokalori, protein 4,5 gram, karbohidrat 23,1 gram, lemak 0,2 gram, kalsium 42 miligram, fosfor 134 miligram, dan zat besi 1 miligram.  Selain itu di dalam Bawang Putih juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,22 miligram dan vitamin C 15 miligram. Nilai kandungan gizi bawang putih mentah per 100 g ( 3,5 Gz). Asam pantonenat ( Bs ) 0,596 mg ( 12% ).  Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Bawang Putih, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 88 %.

Senyawa yang ada pada bawang putih adalah aliin. Ketika bawang putih dimemarkan/dihaluskan, zat aliin yang sebenarnya tidak berbau akan terurai. Dengan dorongan enzim alinase, aliin terpecah menjadi alisin, amonia, dan asam piruvat. Bau tajam alisin disebabkan karena kandungan zat belerang. Aroma khas ini bertambah menyengat ketika zat belerang (sulfur) dalam alisin diterbangkan ammonia ke udara, sebab ammonia mudah menguap. Allicin merupakan kandungan kimia aktif dalam
bawang putih yang menyebabkan tanaman umbi ini beraroma sangat khas. Senyawa ini juga dikenal memiliki khasiat sebagai pembunuh kuman atau antibakteri. Sejumlah riset menunjukkan allicin membantu mengatasi infeksi dan melawan bakteri penyebab racun dalam makanan. Bawang putih (Alium sativum) mengandung minyak atsiri Minyak atsiri mempunyai susunan serat yang mempengaruhi sistem saraf hama, juga memberikan efek panas, serta rasa dan aroma yang tajam.

2.3              Deskripsi Garam
Garam adalah Senyawa ionik yang terdiri dari dari ion positif ( Kation ) dan ion negatif ( anion ) sehingga membentuk hasil senyawa netral ( tanpa bermuatan ) garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Kompenen kation dan anion ini dapat berupa senyawa . Anorganik seperti klorida (Cl) dan bisa juga berupa senyawa organik seperti asetat ( CHOO) dan ion monoatomik seperti fluorida ( F) serta ion poliatomik seperti sulfat ( SO42) natrium klorida
 ( NaCl)
Garam dapat berwarna cerah dan transparan (contohnya natrium klorida), Buram, dan kadang juga berwarna metalik dan berkilau (Besi disulfida). Di semua garam, ada 5 rasa berbeda, yaitu: asin (natrium klorida), manis (timbal (II) asetat, beracun kalau sampai tertelan), asam (kalium bitartrat), pahit (magnesium sulfat), dan gurih (monosodium glutamat).
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat ("garam kuat") biasanya stabil dan tidak berbau, sedangkan garam yang terbentuk dari asam lemah maupun basa lemah
("garam lemah") lebih berbau karena disebabkan oleh asam konjugasinya (contohnya asetat (asam asetat) pada (cuka) dan sianida seperti hidrogen sianida) atau bisa juga karena basa konjugasinya (contohnya garam amonium seperti amonia). Dekomposisi parsial ini bisa dipercepat dengan penambahan air, karena hidrolisis merupakan setengah bagian lain dari reaksi reversibel yang membentuk garam lemah.

Ada banyak macam-macam garam. Garam yang terhidrolisa dan membentuk ion hidroksida ketika dilarutkan dalam air maka dinamakan garam basa. Garam yang terhidrolisa dan membentuk ion hidronium di air disebut sebagai garam asam. Garam netraladalah garam yang bukan garam asam maupun garam basa. Larutan Zwitterion mempunyai sebuah anionik dan kationik di tengah di molekul yang sama, tapi tidak disebut sebagai garam. Contohnya adalah asam amino, metabolit, peptida, dan protein.

2.3.1        Kandungan garam
Pada  garam dapur terkandung unsur sodium dan chlor (NaCl). Dimana unsur sodium sangat penting untuk mengatur proses keseimbangan cairan di dalam tubuh, disamping fungsinya dalam mengatur kelancaran proses transmisi saraf dan kerja otot.
Satu sendok teh garam dapur setara dengan 2.000 mg sodium. Sodium yang terkandung dalam setiap menu modern rata-rata ialah sekitar 500 mg.

2.4              Gulma
Hama gulma ( Tumbuhan pengganggu )
            Gulma adalaha tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki, tumbuh pada areal pertanaman. Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman budidaya. Pengenalan suatu jenis gulma dapat dilakukan dengan melihat keadaan morfologinya, habitatnya, dan bentuk pertumbuhannya. Berdasarkan keadaan morfologinya, dikenala gulma rerumputan (grasses), teki – tekian (sedges), dan berdaun lebar (board leaf).
Golongan gulma rurumputan kebanyakan berasal dari famili gramineae (poaceae). Ukuran gulma golongan rerumputan bervariasi, ada yang tegak, menjalar, hidup semusim, atau tahunan. Batangnya disebut culms, terbagi menjadi ruas dengan buku-buku yang terdapat antara ruas. Batang tumbuh bergantian pada dua buku pada setiap antara ruas daun terdiri dari dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun., contoh gulma rerumputan Panicium repens, Eleusine indica, Axonopus compressus dan masih banyak lagi.
Golongan teki-tekian kebanykan berasal dari famili Cyperaceae. Golongan ini dari penampakanya hampir mirip dengan golongan rerumputan, bedanya terletak pada bentuk batangnya. Batang dari golongan teki-tekian berbentuk segitiga. Selain itu golongan teki-tekian tidak memiliki umbi atau akar ramping di dalam tanah. Contoh golongan teki-tekian: Cyprus rotundus, Cyprus compresus.
Golongan gulma berdaun lebar antara lain: Mikania spp, Ageratum conyzoides, Euparotum odorotum. Berdasarkan habitat tumbuhnya, dikenal gulma darat, dan gulma air. Gulma darat merupakan gulma yang hidup didarat, dapat merupakan gulma yang hidup setahun, dua tahun, atau tahunan (tidak terbatas). Penyebaranya dapat melalui biji atau dengan cara vegetatif. Contoh gulma darat diantaranya Agerathum conyzoides, Digitaria spp, Imperata cylindrical, Amaranthus spinosus. Gulma air merupakan gulama yang hidupnya berada di air. Jenis gulma air dibedakan menjadi tiga, yaitu gulma air yang hidupnya terapung dipermukaan air (Eichhorina crassipes, Silvinia spp), gulma air yang tenggelam di dalam air (Ceratophylium demersum), dan gulma air yang timbul ke permukaan tumbuh dari dasar (Nymphae sp, Sagitaria spp).
2.5               Pestisida
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), ember dan virus, kemudian ember (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.

bagi kehidupan rumah tangga, yang dimaksud hama adalah meliputi semua hewan yang mengganggu kesejahteraan hidupnya, seperti lalat, nyamuk, kecoak, ngengat, kumbang, siput, kutu, tungau, ulat, rayap, ganggang serta kehidupan lainnya yang terbukti mengganggu kesejahteraannya.
Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman.
Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atambang kendali. 
Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat 1702 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan bahan aktif yang terdaftar telah mencapai 353 jenis.

Dalam  pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah sebagai embertive terakhir.  Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak lagi ember subsidi terhadap pestisida . Namun kenyataannya di lapangan petani masih banyak menggunakannya.  Menyikapi hal ini, yang terpenting adalah baik pemerintah maupun swasta terus menerus ember penyuluhan tentang bagaimana penggunaan pestisida secara aman dan benar.  Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran).
2.6              Limbah :
Limbah merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan produksi yang tidak bermanfaat/bernilai ekonomi lagi. Limbah sendiri dari tempat asalnya bisa beraneka ragam, ada yang limbah dari rumah tangga, limbah dari pabrik-pabrik besar dan ada juga limbah dari suatu kegiatan tertentu. Dalam dunia masyarakat yang semakin maju dan modern, peningkatan akan jumlah limbah semakin meningkat. Logika yang mudah seperti ini; dahulunya manusia hanya menggunakan jeruk nipis untuk mencuci piring, namun sekarang manusia sudah menggunakan sabun untuk mencuci piring sehingga peningkatan akan limbah tak bisa di elakkan lagi.

2.6.1. Limbah Organik,
 merupakan limbah yang bisa dengan mudah diuraikan (mudah membusuk), limbah organik mengandung unsur karbon. Contoh limbah organik dapat anda temui dalam kehidupan sehari-hari, contohnya kotoran manusia dan hewan.

2.6.2. Limbah anorganik,
 adalah jenis limbah yang sangat sulit atau bahkan tidak bisa untuk di uraikan (tidak bisa membusuk), limbah anorganik tidak mengandung unsur karbon. Contoh limbah anorganik adalah Plastik dan baja.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium IPA MA AL-HUDA TANJUNG BATU KUNDUR pada tanggal 21 februari 2015 dengan metode praktek.

3.2  Alat dan Bahan
alat :
 Pisau
 Saringan
 Gelas Ukur 
 Wadah 
Botol Penyemprot  
Blender 
Kompor  
Sendok 
Ukur 
Panci

bahan :

Air ½ Liter
Kulit Durian Lima Tongkol
Bawang Putih 3 ons
Garam 1kg

3.3  Prosedur penelitian

1.      Langkah pertama bersihkan kulit durian yang sudah di anggap tidak berguna dari kotoran yang menempel pada sekitarnya, seperti pasir,rumput dan kotoran lainnya yang berasal dari sekitarnya, ini dilakukan agar didapati sari pati pada kulit durian yang bersih.
2.      Kemudian kulit durian yang sudah di bersihkan tersebut di rebus, kulit durian itu di rebus selama 1 jam, setelah perebusan kulit durian selesai, air kulit durian tersebut di buang dan kulit durian itu di jemur selama 1 hari.
3.      Langkah ke 3 setelah kulit durian itu di jemur selama 1 hari kulit durian itu di potong tidak beraturan untuk mempermudah proses selanjutnya yaitu proses penghalusan.setelah itu potongan kulit durian di masukkan ke dalam blender, tidak menggunakan lesung/ cobek agar hasil yang di dapat lebih maksimal ( banyak ) karena tidak adanya tumpahan atau cairan yang terserap oleh blender.
4.      Setelah penghalusan kulit durian selesai, kulit durian tersebut di saring menggunakan saringan agar mendapatkan air dari kulit durian, dan air kulit durian tersebut di masukkan ke dalam wadah yang bersih.
5.      Langkah ke 5 ambillah bawang putih yang sudah di siapkan 3 ons, kemudian bawang putih tersebut di kupas kulitnya, dan kemudian di cuci dan di baersihkan, sebelumnya bawang putih tersebut di potong menjadi 2 bagian dengan pisah, kemudian bawang putih di masukkan ke dalam blender untuk mendapatkan ampas dari bawang putih.
6.      Setelah itu bawang putih tersebut di masukkan ke dalam wadah yang bertisi air kulit durian dan di aduk secara bersamaan.
7.      Langkah ke 7 masukkan garam 1 kg ke dalam wadah yang berisi air kulit durian dan bawang putih, garam tersebut di aduk hingga merata setelah garam sudah di masukkan ke dalam wadah yang berisi air dari kulit durian, bawang putih kemudian dimasukkan lagi air sebanyak ½ liter.
8.      Setelah air kulit durian, bawang putih, garam dan air di tutup dengan plastik agar tidak ada udara yang masuk ke dalam wadah tersebut di simpan selama 3 hari.
9.      Langkah ke 9 kemudian setelah proses fermentasi setelah cairan siap untuk di masukkan ke dalam botol semprot, dan cairan tersebut siap di gunakan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam pemanfaatannya, masyarakat tanjung batu memanfaatkan kulit durian hanya untuk di ambil daging buahnya saja, sedangkan kulit dan bijinya tidak di manfaatkan dengan memperlihatkan potensi produksi buah durian yang di hasilkan pertahun, maka dapat di perkenalkan bahwa limbah dari buah durian khususnya kulit durian yang hasilnya sangat banyak. Hal ini merupakan suatu hal yang dapat di manfaatkan menjadi usaha peningkatan nilai ekonomis masyarakat petani tanjung batu yang murah ramah lingkungan. Cara pengolahan yang mudah dan siap pakai sesuai dengan prosedur yang kami buat.
 
BAB V
penutup
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah di laksanakan menunjukkan bahwa limbah kulit durian dapat di gunakan sebagai bahan dasar pembuatan pestisida yang ramah lingkungan, pestisida ini mampu membunuh tanaman gulma selama 2 hari, pada saat 2 hari tanaman gulma tersebut daunnya berubah menjadi kuning dan lama kelamaan tanaman gulma tersebut mati.

SARAN
Dibutuhkan penelitian lanjutan agar limbah kulit durian itu dapat di jadikan pestisida untuk tanaman gulma yang ramah lingkungan. Pada saat musim durian masyarakat tidak hanya mengambil isi atau dagingnya saja akan tetapi kulitnya tersebut dapat di jadikan pestisida yang ramah lingkungan. Limbah kulit durian dapat di variasikan dengan variasi yang lain untuk memperoleh produk yang bernilai ekonomis dan mampu bersaing di pasaran.























Tidak ada komentar:

Posting Komentar